Jumat, 18 Februari 2011

Perubahan Iklim Berdampak pada Kesehatan Global

Perubahan iklim mempengaruhi kesehatan manusia. Wabah penyakit tropis seperti malaria meluas, sementara bencana banjir dan kekeringan memicu wabah penyakit infeksi lainnya. Berkaitan dengan hari kesehatan sedunia tanggal 7 April, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengimbau agar upaya sejumlah negara maju menutupi dampak perubahan iklim atau bahkan membantahnya harus segera dihentikan. 

Data statistik menunjukkan munculnya dampak mengerikan dari pemanasan global yang dipicu peningkatan emisi gas rumah kaca dari aktifitas manusia. Dalam kurun waktu dari tahun 1995 hingga 2006 tercatat 11 kali tahun terpanas dalam sejarah meteorologi. Dalam beberapa dekade terakhir ini, jumlah kasus kekeringan global dan bencana iklim amat ekstrim seperti badai hebat atau topan dahsyat terus meningkat. Gelombang panas yang melanda Eropa tahun 2003 lalu menewaskan lebih dari 70.000 orang. Selain dampak langsung dari perubahan iklim, juga terdapat dampak ikutan yang datang secara perlahan. 

Wakil Direktur Kesehatan, Keamanan dan Lingkungan WHO David Heynmann menjelaskan: "Kami sudah memperoleh gambaran menyangkut bagaimana perubahan iklim mempengaruhi lingkungan hidup. Wabah meluas, masalah pencemaran udara, kelangkaan air bersih dan pemasokan pangan, secara mendasar akan mempengaruhi sistem kesehatan. Tidak ada keraguan, perubahan iklim akan berdampak mengerikan bagi sektor kesehatan umum."

Penyakit tropis seperti malaria meluas hingga ke kawasan empat musim. Tahun 2007 lalu di Italia tercatat sejumlah kasus penyakit demam Chikungunya, yang lazimnya hanya menyerang di kawasan tropis. Yellow fever yang virusnya ditularkan lewat gigitan nyamuk juga meluas di Eropa terutama pada saat musim panas. Tapi bukan negara maju yang terutama harus menanggung beban yang timbul sebagai dampak pemanasan global tersebut.

David Heynmann mengungkapkan: "Negara berkembang dan terutama negara miskin yang terutama merasakan dampak kesehatan akibat pemanasan global. Di satu sisi, prevalensi warga yang sakit sudah cukup tinggi, di sisi lain jumlahnya bertambah akibat buruknya sanitasi dan sistem kesehatan umum. Yang paling menderita adalah anak-anak dan wanita."Karena itulah Organisasi Kesehatan Dunia  WHO terutama hendak membangun sistem kesehatan umum secara menyeluruh di negara-negara berkembang. Jika kebutuhan mendasar terjamin, maka dampak negatif dari pemanasan global dapat diredam. Untuk itu diperlukan petugas kesehatan yang terdidik yang menyebar sampai di pedesaan.

Wakil Direktur Bidang Kesehatan, Keamanan dan Lingkungan WHO David Heynmann mengatakan, di sinilah letak masalahnya, karena di negara berkembang, petugas kesehatan terdidik lebih suka tinggal di perkotaan. Juga tanpa kerjasama global, penyakit infeksi seperti kolera, thypus dan malaria yang dipicu pemanasan global akan terus menyebar. Juga harus diingat wabah penyakit tidak mengenal batasan negara. Karena itulah, pencegahan dampak pemanasan global harus juga menjadi kepedulian negara maju. Caranya dengan memberikan dukungan bagi pembangunan sistem kesehatan publik di seluruh dunia.


~kn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar